Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu – Secara fisik, manusia sama dengan makhluk hidup lainnya. Keduanya memiliki unsur-unsur pendukung yang mampu membantunya hidup. Tetapi secara khusus, manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Maksudnya adalah manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan menjadi makhluk paling sempurna dengan akal yang dimilikinya. Penciptaan akal yang dimiliki manusia dapat membantunya menyebut atau mengategorikan sesuatu dan membuat sebuah konsep sehingga memiliki kemampuan untuk berpikir. Dapat dikatakan bahwa fungsi akal adalah untuk berpikir. Lalu bagaimana dengan kebutuhan manusia? Jika digolongkan, kebutuhan manusia terbagi menjadi dua, yakni kebutuhan kebendaan dan kebutuhan rohani. Kebutuhan kebendaan mencakup dua hal, yakni jasmani dan biologis. Sementara kebutuhan rohani mencakup mental dan psikologi. Kebutuhan Manusia menurut Abraham MaslowMakna Manusia Sebagai Makhluk IndividuProses Pertumbuhan Manusia sebagai Makhluk IndividuFaktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Manusia Sebagai Makhluk IndividuPeran Manusia sebagai Makhluk IndividuPengembangan Manusia sebagai Makhluk IndividuKarakteristik Manusia sebagai Makhluk Individu Kebutuhan Manusia menurut Abraham Maslow Seorang pelopor psikologi humanistik Abraham Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia terbagi menjadi lima. Apa saja? Simak penjelasannya berikut ini. 1. Kebutuhan fisiologis Beberapa hal yang dikategorikan sebagai kebutuhan fisiologis atau mendasar ialah makan, minum, pakaian, seksual, dan lain sebagianya. 2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan Kebutuhan yang satu ini mencakup beberapa hal, seperti bebas dari rasa takut, terlindungi dari bahaya, ancaman penyakit, perang, dan beberapa hal lainnya. 3. Kebutuhan sosial Dicintai, diakui sebagai masyarakat, dan diperhitungkan secara peribadi tergolong kebutuhan sosial yang dibutuhkan manusia. 4. Kebutuhan akan penghargaan Seperti namanya, kebutuhan pernghargaan tentu dibutuhkan manusia untuk dihargai kemampuannya, jabatan, kedudukan, dan lain-lain. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri Kebutuhan yang satu ini dibutuhkan manusia, yakni memaksimalkan potensi diri, ekspresi diri, dan kreativitas. Setelah mengenal dan mengetahui pengertian manusia beserta kebutuhannya, Grameds baru bisa mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk individu. Pernah mendengar manusia sebagai makhluk individu? Apa yang dimaksud dengan individu? Sebenarnya individu berasal dari bahasa latin individuum yang berarti tidak terbagi. Sedangkan dalam bahasa Inggris, individu berasal dari kata in dan divided. Jika diartikan, individu bermakna tidak terbagi atau menjadi satu kesatuan. Mengapa begitu? Pada dasarnya manusia lahir sebagai makhluk individual yang tidak terpisah, tidak terbagi antara jiwa dan raganya. Perkembangan manusia sebagai makhluk individu tidak hanya berarti kesatuan jiwa dan raga. Manusia sebagai makhluk individu memiliki makna yang lebih luas dari itu, yakni manusia memiliki ciri khas dengan corak kepribadiannya sendiri. Meskipun memiliki saudara kembar, kepribadian seorang individu dengan individu lainnya sangatlah berbeda. Orang yang terlahir kembar tidak akan memiliki ciri fisik dan ciri psikis yang persis sama. Secara umum dapat dilihat bahwa manusia memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi jika kita perhatikan lebih jauh maka akan terlihat jelas perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap individu. Berbagai perbedaan tersebut akan nampak pada bentuk, ukuran, sifat, dan lain sebagainya. Ketika Grameds berada dalam kumpulan atau kerumumam ribuan bahkan jutaan manusia, kamu akan tetap bisa mengenali seseorang yang sudah kamu kenal karena orang tersebut memiliki ciri fisik yang dikenali. Sebaliknya, Grameds akan merasa kesulitan untuk mengenali satu hewan di tengah ribuan atau bahkan jutaan hewan yang sejenis. Seorang individu tak hanya mudah dikenali melalui ciri fisik atau biologisnya. Grameds bisa mengenalinya melalui sifat, karakter, gaya, perangai, dan selera. Tetapi ciri fisik menjadi senjata utama bagi kamu untuk mengenali orang. Karena secara fisik ada orang yang bertubuh gemuk, kurus, langsing, rambut lurus, rambut ikal, warna kulit yang coklat, putih, dan lain sebagainya. Kemudian kamu bisa mengenali seseorang melalui sifat, karakter, dan perangainya. Karena secara sifat ada orang yang sabar, periang, cerewet, pemarah, dan lain-lain. Jadi, sebutan individu dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil atau terbatas. Individu dapat dipahami sebagai manusia perorangan sehingga kerap dipakai sebagai sebutan “orang-seorang” atau “manusia perorangan”. Individu dapat diartikan sebagai seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di lingkungan sosialnya, tetapi juga memiliki kepribadian serta pola tingkah laku spesifik mengenai dirinya. Kemudian ada beberapa aspek yang melekat terhadap penilaian setiap individu, yakni aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek sosial. Kesatuan aspek jasmani dan rohani tadi dapat menjadi pengertian dari kata individu. Apabila terjadi sebuah guncangan pada salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek lainnya. Kemampuan rohaniah individu dapat membantunya berhubungan dan berpikir. Selain itu, kemampuan aspek rohaniah individu dapat mengendalikan dan memimpin akal untuk mengatasi setiap masalah dan kenyataan yang dialaminya. Unsur atau aspek-aspek tersebut harus menyatu dalam dirinya agar seseorang dapat dikatakan manusia sebagai makhluk individu. Jika unsur atau aspek-aspek tersebut tidak menyatu lagi, maka seseorang tidak dapat disebut sebagai individu. Apabila seseorang hanya tinggal memiliki raga, fisik, atau jasmaninya saja, maka ia tidak dapat dikatakan sebagai individu. Sebutan individu hanya berlaku bagi manusia yang punya keutuhan organik jasmaniah, psikis-rohaniah, dan aspek sosial. Tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaanya, identitas individu tidak akan jelas. Untuk membentuk perilaku yang selaras dengan keadaan, individu perlu mengambil jarak dan memproses dirinya. Selain itu, individu juga perlu membentuk kebiasaan yang sesuai dengan perilaku pada dirinya. Sebagai makhluk individu, manusia selalu berada di tengah-tengah kelompok individu lainnya. Manusia sebagai makhluk individu memerlukan lingkungan yang akan membantu mematangkan pembentukan pribadinya. Ada saatnya lingkungan menjadi faktor penghambat dan faktor pendukung proses pembentukan individu. Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan individualitas. Begitu pun sebaliknya, individu juga mampu untuk memengaruhi lingkungan masyarakat. Kemampuan yang dimiliki setiap individu menjadi hal yang utama dalam menjalin hubungan dengan manusia lainnya. Proses Pertumbuhan Manusia sebagai Makhluk Individu Manusia sebagai makhluk individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan faktor fenotip. Apa yang dimaksud dengan faktor genotip? Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir dan faktor keturunan. Karena secara fisik setiap orang memiliki kemiripan maupun kesamaan ciri dari orang tuanya. Kemiripan yang terjadi bisa saja mencakupi keseluruhan penampilan fisik atau bagian-bagian tertentu saja. Secara fisik kamu bisa melihat bagian tubuh mana yang memiliki kemiripan dengan orang tuamu. Begitu pula pada sifat dan karakter. Mungkin ada beberapa sifat atau karakter kamu yang mirip dengan ayah atau ibu. Bagaimana dengan faktor fenotip? Faktor fenotip adalah ciri fisik, karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor tersebut berpengaruh besar dalam pembentukan karakteristik yang khas dari setiap orang. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik, seperti kondisi alam sekitar, kondisi tempat tinggal atau rumah, dan kondiri geografis beserta iklim. Seseorang yang tinggal di daerah pegunungan tentu akan memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda dengan orang yang tinggal di daerah pantai. Orang yang tinggal di daerah pantai mungkin akan memiliki kebiasaan berbicara yang cenderung keras, berbeda dengan orang yang tinggal di daerah pegunungan. Lingkungan tempat tinggal akan membentuk kebiasaan dan perilaku seseorang. Kemudian ada lingkungan sosial yang turut membentuk karakteristik individu dalam melakukan interaksi sosial. Interaksi tersebut biasa dilakukan dengan anggota keluarga, teman, dan kelompok sosial lain yang besar. Proses pertumbuhan disertai perkembangan lahir batin dianggap sebagai perkembangan manusia yang wajar dan normal. Maksudnya adalah pribadi manusia atau individu memiliki ciri khas tersendiri atas keseluruhan jiwa raganya. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan manusia ke arah yang lebih maju atau bisa dibilang lebih dewasa. Kemudian muncul berbagai pendapat mengenai pertumbuhan. Pada dasarnya, proses asosiasi menjadi bagian dari pertumbuhan. Dapat dikatakan proses asosiasi adalah perubahan yang terjadi pada seseorang secara bertahap dan dipengaruhi oleh timbal balik dari pengalaman yang didapatkannya. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Manusia Sebagai Makhluk Individu Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan manusia sebagai makhluk individu. 1. Pandangan Nativistik Para ahli berpendapat bahwa faktor pertumbuhan yang satu ini ditentukan oleh faktor-faktor lain yang dibawa individu sejak lahir. Artinya, pertumbuhan seseorang ditentukan oleh faktor individu itu sendiri, baik kemiripan dengan orang tua, bakat, dan potensi. 2. Pandangan Empiristik Faktor pertumbuhan yang satu ini sedikit berlawanan dengan nativistik, yakni faktor pertumbuhan seorang individu dilatarbelakangi oleh lingkungan. 3. Pandangan Konvergensi Faktor pertumbuhan yang terakhir dapat dikatakan kolaborasi kedua pandangan di atas. Faktor pertumbuhan individu yang satu ini didorong oleh interaksi dasar dan lingungan sekitar. Berdasarkan psikologi, tahap pertumbuhan individu terbagi menjadi empat, yakni Masa vital 0-2 tahun Masa estetik 2-7 tahun Masa intelektual 7-14 tahun Masa sosial 14-21 tahun Peran Manusia sebagai Makhluk Individu Setelah membahas bagaimana proses pembentukan dan pertumbuhan individu, artikel ini akan membawamu mengetahui bagaimana peran manusia sebagai makhluk individu. Manusia sebagai makhluk individu memiliki berbagai peran untuk mewujudkan segala hal yang diinginkannya. Manusia sebagai makhluk individu berperan menjaga dan mempertahankan harkat martabat yang dimilikinya. Kemudian sebagai makhluk individu, manusia terus berupaya memenuhi hak-hak dasarnya. Merealisasikan segenap potensi diri, baik dari segi jasmani dan rohani menjadi salah satu peran manusia sebagai makhluk individu. Selain itu, manusia sebagai makhluk individu juga berperan memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidup yang dijalaninya. Pengembangan Manusia sebagai Makhluk Individu Manusia sebagai satuan terkecil dalam suatu kelompok memiliki kesadaran diri yang berasal dari kesadaran pribadi terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri yang dimaksud adalah realitas, self-narcisme, self-respect, martabat kepribadian, egoisme, dan self-realisation. Manusia sebagai makhluk individu membutuhkan pola tingkah laku. Dikenal sebagai homo sapiens, manusia memiliki akal pikiran yang dapat membantunya berpikir dan berlaku bijaksana. Akal tersebut dapat digunakan manusia untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri. Potensi tersebut ialah karya, cipta, dan karsa. Berbagai pengembangan potensi yang dilakukan akan menjadikannya manusia yang utuh sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Perkembangan manusia terjadi secara perorangan melalui berbagai tahap yang memakan waktu belasan bahkan puluhan tahun untuk menjadi dewasa. Manusia akan semakin berkembang dengan upaya pendidikan. Perkembangan yang terjadi akan memungkinkan seseorang memiliki potensi secara optimal. Upaya pendidikan dilakukan untuk mengembangkan potensi manusia sebagai makhluk individu. Pendidikan juga dapat membantu manusia mengembangkan segala ide yang ada di dalam pikiran dan membantu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, manusia sebagai makhluk individu akan meningkatkan kualitas hidupnya sendiri. Karakteristik Manusia sebagai Makhluk Individu Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, setiap manusia tentu dilahirkan dengan pribadi yang berbeda-beda atau menjadi dirinya sendiri. Itulah keunikan yang dimiliki manusia. Dengan adanya individualitas, setiap orang akan memiliki cita-cita, kehendak, perasaan, semangat, kecenderungan, dan daya tahan yang berbeda-beda. Menurut Oxendine, manusia sebagai makhluk individu memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut ini adalah perbedaan individualitas setiap orang yang nampak secara khusus. 1. Perbedaan fisik Perbedaan fisik yang dimaksud ialah tinggi dan berat badan, usia, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan bertindak. 2. Perbedaan sosial Perbedaan sosial, meliputi agama, status ekonomi, suku, dan hubungan keluarga. 3. Perbedaan kepribadian Perbedaan kepribadian terletak pada watak, minat, motif, dan sikap. 4. Perbedaan kecakapan atau kepandaian Baca juga artikel terkait “Manusia Sebagai Makhluk Individu” Pengertian Perubahan Sosial Contoh Masalah Sosial di Indonesia Pengertian Interaksi Sosial Pengertian Lembaga Sosial Pengertian Struktur Sosial Daftar Suku Bangsa di Indonesia Pengertian Diferensiasi Sosial ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisienMenurutSuhardono (1994), pengertian peran adalah patokan atau ukuran yang ada dalam kehidupan manusia sehingga berfungsi untuk membatasi perilaku dalam setiap posisi. 2. Poerwadarminta. Menurut Poerwadarminta, pengertian peran adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan peristiwa yang melatar belakanginya.
Bismillaahirrahmaanirrohiim, Buku ini mencoba memaparkan secara rinci akan bagaimana pemikiran-pemikiran modern di dunia islam dengan titik berat pembahasan di wilayah Nusantara Indonesia. seperti khalayak umum ketahui bahwa awal mula dari pembaharuan Islam itu terjadi di dunia belahan timur yaitu Mesir dengan adanya tokoh-tokoh seperti Jamaluddin al- Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dll. Seiring berjalannya waktu, di permulaan abad ke-20 pembaharuan-pembaharuan dari pelbagai gagasan di Mesir, mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia seperti Iran, India dan tentu saja Indonesia yang lebih lengkapnya akan di paparkan secara terperinci di setiap lembarannya. Dalam penyusun buku, Tim Penyusun menyadari dalam proses pembuatan hingga sampai ke tahap cetak masih terdapat banyak sekali kekeliriun dan kejanggalan. Dikarenakan waktu serta berbagai macam alasan pelik lain. Mohon untuk di maklum. Tim Penyusun tetap sangat mengharapkan berbagai masukan baik kritik atau saran yang membangun terkait kekelirun yang terdapat dalam buku untuk perbaikan di kemudian nanti. Akhir kalimat, buku yang masuk dalam kategori “daras” ini, alhamdulillah dapat terselesaikan sesuai tempo yang telah di tentukan.
Berdasarkantinjauan psikologis, status dan peran manusia dapat yakni mengacu pada perilaku manusia merupakan perwujudan dari dorongan dalam diri manusia. Perilaku manusia yang muncul baik untuk individunya sendiri maupun terhadap kelompok merupakan cerminan kebutuhan manusia itu sendiri.
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta03 Maret 2022 0630Hallo Evamardiana E! kaka bantu jawab yaa Jawaban dari pertanyaan di atas, status dan peran manusia dari sudut pandang sosiologi dan psikologi merupakan kedudukan yang diiringi perilaku atas dorongan dari manusia sebagai bagian dari perwujudan dalam memenuhi kebutuhannya dalam masyarakat. Yuk simak penjelasannya! • Dari sudut pandang sosiologi status dan peran dari manusia merupakan dua hal yang saling beriringan. Semakin tinggi status, maka semakin tinggi pula peran seseorang dalam masyarakat. Namun terdapat perbedaan diantara keduanya. Status lebih mengacu pada aspek statis seseorang dalam sistem dan organisasi masyarakat. Misalnya, seseorang yang berstatus sebagai dokter memiliki peran untuk menagani dan memberikan obat terhadap pasien yang sakit. Seseorang yang berstatus sebagai guru memiliki peran untuk mendidik murid-muridnya. Status manusia dalam pandangan sosiologi dibagi menjadi tiga, yaitu 1. Ascribed status Merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diperoleh dengan sendirinya, biasanya karena faktor keturunan. Contoh anak bangsawan akan mendapatkan kehormatan dari masyarakat karena mendapat status yang diwariskan dari orang tuanya. 2. Achieved status Merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diperoleh dengan cara disengaja. Untuk memperoleh status ini diperlukan perjuangan dan pengorbanan. Contohnya, untuk memperoleh gelar sarjana, maka harus menjalani perkuliahan terlebih dahulu. 3. Assigned status Status yang diberikan oleh masyarakat sebagai tanda penghargaan atas pengorbanan dan jasanya. Contohnya adalah seorang pahlawan yang dihargai oleh masyarakat atas jasa dan perjuangannya. • Dari sudut pandang psikologis, status dan peran manusia adalah perilaku manusia bisa terjadi karena dorongan dari diri manusia. Oleh karena pengertian perilaku ialah sebagai perwujudan dari kebutuhan manusia. Terima kasih sudah bertanya dan gunakan Roboguru, semoga membantu ya
Statusdan peran berfungsi untuk memilah kelompok masyarakat atau individu, ketika dihadapkan dengan hak dan kewajiban yang berbeda Status dan Peran dalam Sosiologi Interaksi . 3 September 2021 22:55 Diperbarui: 3 September 2021 23:10 3579 1 0 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto Keluarga adalah tempat status dan peran bermula.
AndesRockstar Teacher •GURU SMA
TINJAUANPUSTAKA . A. Peran 1. Pengertian Peran . Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu. 1. Dalam pengertiannya, peran (role) adalah sesuatu yang diharapkan yang dimiliki oleh individu yang mempunyai
Daftar Isi1 Manusia Dalam Pandangan SEBUTAN MANUSIA DALAM Insan dan HAK DAN KEWAJIBAN BEBERAPA TINJAUAN TENTANG STATUS DAN PERAN Tinjauan Sosiologis dan Tinjauan dari Sudut Pandang Al-Qur’ Memahami Pengembangan Membudayakan nilai-nilai Masalah hakikat ruh Baik dan MANUSIA SEBAGAI Hubungan antara manusia dengan alam dan segala isinya, termasuk dengan manusia. Manusia dalam pandangan Islam menduduki peran sentral dan penting sebagaimana penjelasan berikut SEBUTAN MANUSIA DALAM AL-QURAN Ada tiga kata dalam al-Quran yang biasa diartikan sebagai manusia, yaitu al-basyar, an-nas, al-insan, Istilah yang dipergunakan berbeda-beda itu mengandung arti yang berbeda-beda pula. Basyar Basyar adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan sesuatu, berjalan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dalam pengertian ini terdapat dalam al-Quran sebanyak 35 kali di berbagai surat. Dari pengertian-pengertian tersebut, 25 kali di antaranya berbicara tentang “kemanusiaan” para rasul dan nabi, 13 ayat di antaranya menggambarkan polemik para rasul dan nabi dengan orang-orang kafir yang isinya keengganan orang-orang kafir terhadap apa yang dibawa para rasul dan nabi, karena menurut mereka para rasul itu adalah manusia seperti mereka juga. Sejumlah ayat yang mengandung pengakuan bahwa memang rasul-rasul itu adalah manusia yang sama seperti manusia-manusia lainnya. QS Al-Anbiyaa‟ 21 2-3 مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ اِلَّا اسْتَمَعُوْهُ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ ۙ لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ Artinya Tidak datang kepada mereka suatu peringatan al-Quran yang baru diturunkan dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya sedang mereka bermain-main. 2 Hati mereka lalai untuk memahaminya. Orang-orang yang zalim itu merahasiakan ucapan mereka, “Orang ini Muhammad tiada lain hanyalah manusia seperti kamu. Apakah kamu mendatangi sihir, sedang kamu melihat?” 3. Baca Juga MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan Sesungguhnya saya ini adalah seorang manusia seperti kamu juga. Kamu datang kepada saya untuk berperkara; barangkali sebagian kamu lebih pandai mengemukakan alat bukti dan sebagian yang lain, lalu aku putuskan perkara tersebut sesuai dengan keterangan yang saya terima. HR. Bukhari dan Muslim dari Ummu Salamah. Pernyataan Nabi itu sesuai dengan firman Allah QS. Al-Kahfi 18110. قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ Artinya Katakanlah “Sesungguhnya, aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Esa. Maka barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal saleh dan janganlah dia mempersekutukan Tuhan-Nya dalam beribadah dengan seseorang pun”. An-Naas Sebutan an-Nas di dalam al-Quran terdapat sebanyak 240 kali dengan keterangan yang jelas menunjukkan pada korps atau kumpulan, yaitu seluruh umat manusia sebagai keturunan Nabi Adam AS. Misalnya, yang terdapat dalam Surat Al-Hujuraat 49 13. يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ Artinya Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang lebih taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. Insan dan Al-Ins Manusia juga sering disebut al-ins atau al-insan. Kedua kata tersebut dalam pengertian bahasa merupakan lawan dari binatang liar. Dalam al- Quran, sekalipun mempunyai akar kata yang sama, kedua kata tersebut mempunyai pengertian dan keistimewaan masing-masing. Kata al-ins senantiasa dipertentangkan dengan kata al-jinn, yakni sejenis makhluk yang hidup di luar alam manusia. Sedangkan kata al-insan mengandung pengertian makhluk mukallaf ciptaan Tuhan yang dibebani tanggung jawab, pengemban amanah dan khalifah Allah di atas bumi. Baca Juga MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL Sebutan al-insan dalam pengertian ini didapati pada 65 tempat dalam al- Quran. Penjelasan tersebut menunjukkan keistimewaan dan ciri-ciri manusia dalam pengertian al-insan. Dalam ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW, yaitu surat Al-Alaq, terdapat tiga kali menyebutkan al-insan, yaitu 1 yang menceritakan bahwa manusia itu diciptakan dari segumpal darah; 2 manusia dikatakan memiliki keistimewaan, yaitu ilmu; dan 3 Allah SWT menggambarkan bahwa manusia dengan segala keistimewaannya telah melampaui batas karena telah merasa puas dengan yang ia punyai. Perhatikan firman Allah di QS Al-„Alaq 961-5 اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚخَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚاِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙالَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙعَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ Artinya “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan 1 Dia menciptakan manusia dari segumpal darah 2 Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah 3 Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam 4 Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya.” 5 HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIA Setiap makhluk selain manusia hidup dan menjalani hidupnya berdasarkan hukum alam, tanpa diberi dan diminta tanggung jawab akan apa yang ia lakukan. Sedang manusia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya yang akan dinilai dengan pahala dan dosa. Tanggung jawab ini bersifat pribadi yang tidak dapat dilimpahkan atau diwariskan kepada orang lain. Dalam pandangan Islam, manusia terdiri dari dua unsur, yaitu materi dan immateri. Tubuh manusia bersifat materi berasal dari tanah, sedang ruhnya berasal dari substansi immateri di alam gaib. Proses kejadian manusia ini disebutkan secara jelas di dalam al-Quran dan telah terbukti secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan modern yang banyak ditulis oleh para ahli dalam berbagai disiplin ilmu. Al-Quran menjelaskan asal-usul manusia pertama dari tanah, kadang- kadang dengan istilah turab tanah gemuk atau soil thin lempung atau saripati lempung minsulalatin min thin. QS Al-Mu‟minuun 2312-16. وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَۗثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُوْنَ ۗثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ Artinya Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara rahim. Kemudian Kami menjadikan air mani itu segumpal darah. Segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, maka Kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian Kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Mahasuci Allah, sebaik-baik pencipta. Kemudian sesungguhnya kamu sesudah itu pasti mati. Kemudian sesungguhnya kamu dibangkitkan pada hari kiamat. Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia pertama diciptakan langsung dari segumpal tanah;keturunannya diciptakan melalui proses dari saripati tanah air mani;setelah sempurna kemudian hidup di dunia, mati, dan dibangkitkan kembali dari alam kubur hidup di akhirat. Kehidupan manusia dilukiskan sebagai kehidupan yang abadi. Dia hidup pindah dari suatu alam ke alam lain. Mulanya hidup di alam arwah QS Al- Araaf 7 172, lalu hidup di alam kandungan rahim alam arham, kemudian berpindah ke alam dunia dengan cara dilahirkan. QS Al-A‟raaf 7172 وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ Artinya Dan ingatlah ketika Tuhanmu menjadikan keturunan Bani Adam dari tulang punggung mereka dan Allah mengambil kesaksian atas diri mereka, “Bukankah Aku ini Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Betul, kami menjadi saksi.” Yang demikian supaya kamu tidak mengatakan di hari kiamat,“ Sesungguhnya kami orang-orang yang lalai tentang ini. Ketika meninggal dunia berpindahlah ia ke alam barzakh, suatu alam yang merupakan dinding pembatas antara dua kurun, sejak mati hingga hari kebangkitan, sebagai batas antara alam dunia dan alam akhirat, dan kemudian akan hidup di alam baqa yaitu alam akhirat. Alam akhirat yang sesungguhnya dimulai dengan kiamat. Allah berfirman QS. Al-Mu‟minuun 23 99-104 حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙلَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَفَاِذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَآ اَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ وَّلَا يَتَسَاۤءَلُوْنَفَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَوَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚتَلْفَحُ وُجُوْهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيْهَا كٰلِحُوْنَ Artinya Hingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara mereka orang kafir, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia 99. Supaya aku dapat beramal saleh terhadap sesuatu yang kutinggalkan dahulunya. Allah berfirman, “Sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Sedang di hadapan mereka ada dinding yang membatasi hingga pada suatu hari mereka dibangkitkan” 100. Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan mereka tidak saling bertanya 101. Maka barang siapa yang berat timbangan kebaikannya, maka merekalah yang beruntung 102. Barang siapa yang ringan timbangannya berat keburukannya, maka merekalah yang telah merugikan diri mereka sendiri, mereka kekal di dalam jahanam 103. Api membakar muka mereka, sedang mereka di dalamnya cacat 104. Perintah membaca merupakan perintah yang paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusiaannya yang sempurna, sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa “membaca” adalah syarat utama guna membangun peradaban. Diakui bahwa semakin luas pembacaan semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya. Maka, tidak mustahil jika pada suatu ketika “manusia” akan didefinisikan sebagai “makhluk membaca”. Karena ilmu yang diajarkan oleh Allah kepada manusia Adam, ia memiliki kelebihan dari malaikat, yang tadinya meragukan kemampuan manusia untuk menjadi pembangun peradaban menjadi khalifah di bumi ini. Dan dengan ibadah yang didasari oleh ilmu yang benar, manusia menduduki tempat terhormat, sejajar bahkan dapat melebihi kedudukan malaikat. Ilmu, baik yang kasbiy aqcuired knowledge maupun yang ladunniy abadi, perenial, tidak dapat dicapai tanpa terlebih dahulu melakukan qirayat bacaan dalam arti yang luas. Kekhalifahan menuntut hubungan antara manusia dengan manusia, dengan alam serta hubungan dengan Allah. Kekhalifahan menuntut juga kearifan. Karena, dalam kaitannya dengan alam, kekhalifahan mengharuskan adanya bimbingan terhadap makhluk agar mampu mencapai tujuan penciptaannya. Untuk maksud tersebut, dibutuhkan pengenalan terhadap alam raya. Pengenalan ini tidak mungkin tercapai tanpa usaha qiraat membaca, menelaah, mengkaji, dan sebagainya. BEBERAPA TINJAUAN TENTANG STATUS DAN PERAN MANUSIA Tinjauan Sosiologis dan Psikologis Sosiologis menurut Kamanto Sunarto merupakan studi tentang bentuk dan proses kehidupan manusia. Margaret M. Poloma dan kawan-kawan mengartikan sosiologi sebagai suatu studi tentang interaksi kemanusiaan dan interaksi sosial. Sehubungan dengan itu, ia berpendapat bahwa pribadi, atau sikap individu yang terbukalah yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang lain. Ia juga memperhatikan faktor-faktor yang mendorong dan mendidik individu untuk menentukan dan mengambil sikap. Dengan demikian individu dalam sikap dan tindak tanduknya mampu mempengaruhi orang lain, masyarakat, atau kelompok di sekitarnya. Namun yang perlu diperhatikan bahwa individu itu, di samping dibentuk oleh dirinya juga dibentuk oleh masyarakat dan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor yang ada pada individu sangat mempengaruhi eksistensinya. Faktor-faktor yang dimaksud yaitu sebagai berikut. Struktur individu yaitu segala ciri dan sifat kepribadian yang tetap. Sifat tersebut bergantung pada struktur anatomis individu yang dipengaruhi oleh keturunan seperti pemarah, cerdas, dan keadaan sementara yakni suatu kondisi yang dialami oleh setiap individu pada waktu tertentu. Stimulus makanan pada orang lapar, akan lain jika dibandingkan dengan orang yang masih yang sedang berlangsung yaitu aktivitas individu yang sedang dalam keadaan mencapai tujuan. Stimulus yang mengganggu aktivitas yang sedang berlangsung membuat individu melawan atau paling tidak akan acuh. Akan tetapi jika stimulusnya sejalan dengan aktivitas yang sedang berjalan, maka akan terjadi reaksi atau reaksi. Terjadinya respons atau reaksi akan bergantung pada stimulus. Jika stimulusnya kuat, akan cepat memberi reaksi, sebaliknya jika stimulusnya lemah reaksinya akan lemah pula. Pada kenyataannya, tindakan seseorang sangat ditentukan oleh motivasi dan tujuan. Motivasi merupakan dorongan dari dalam, sedangkan tujuan merupakan faktor pendorong dari luar. Faktor pendorong dari luar ini sering lebih dominan pada seseorang, sehingga mempengaruhi motivasi. Selain itu, pada manusia juga dikenal adanya insting yaitu sesuatu yang telah ada sejak lahir pembawaan. Apabila pembinaan sifat bawaan ini diabaikan, maka tidak akan berkembang bahkan dapat melemah. Pembinaan terhadap sifat bawaan dilakukan melalui proses yang dikenal dengan pendidikan. Insting- insting yang telah ada dalam diri, pada dasarnya dapat dikelompokkan pada tiga macam insting yaitu instinct sex dalam pengertian yang luas, instinct property, dan instinct religion. Instinct sex merupakan insting untuk mencari kenikmatan hidup, instinct property untuk mendapatkan materi kekayaan atau kedudukan, sedangkan instinct religion untuk mendapatkan kesucian dan ketenangan hidup. Pengaruh pembentukan diri pribadi, yang lebih dikenal dengan istilah referensi pribadi, dapat timbul akibat adanya pembatasan-pembatasan diri, atau karena adanya kebutuhan atau mungkin juga karena suatu harapan. Ketiganya dipengaruhi lingkungan. Pengalaman masa lampau yang dikenal dengan kondisi yang ada pada masyarakat lingkungannya juga menyebabkan adanya norma yang faktual dan aktual dalam lingkungan masyarakat sehingga menimbulkan pembatasan. Realitas sementara adanya antisipasi dan inovasi pemenuhan kebutuhan dalam diri, sehingga masyarakat memenuhi harapannya. Kesemuanya itu pada dasarnya berujung menuju lahirnya kepribadian seseorang. Kepribadian yang terbentuk dari nilai-nilai budaya masyarakat di suatu tempat, dapat pula terpengaruh oleh nilai-nilai asing yang berasal dari luar. Keterkaitan satu sama lain dalam setiap unsur merupakan satu lingkaran yang sulit diketahui ujung pangkalnya. Setiap individu mempunyai status dan peran yang tidak hanya satu macam melainkan multistatus. Seseorang yang bernama Ahmad kebetulan adalah seorang mahasiswa. Status lainnya mungkin ia sebagai anak seorang pengusaha, karyawan suatu perusahaan, dan lain-lain. Sebagai seorang mahasiswa peran yang terpikul padanya ialah belajar. Sebagai seorang anak laki-laki ia patut berbuat baik kepada orang tua. Sebagai seorang calon ayah, seorang laki-laki hendaknya mulai melatih diri agar mampu memainkan peranannya jika telah menjadi ayah. Jika peran tersebut tidak dilakukan, maka ia akan terkena sanksi sosial. Jika seorang pencari ilmu dan patuh pada aturan-aturan lembaganya itu namun ternyata kemudian ia mencuri, maka berarti ia gagal dalam memainkan peran dan statusnya sebagai mahasiswa karena ia memainkan peran sebagai pencuri. Tinjauan dari Sudut Pandang Al-Qur’an Berpedoman pada surat Al-Baqarah 2 30, status dasar manusia yang dipelopori Adam adalah sebagai khalifah. Allah berfirman وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ Artinya Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi itu, orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” QS Al-Baqarah 2 30. Jika khalifah dinyatakan sebagai makhluk pemilih atau penerus ajaran Allah, maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Akan tetapi, manusia yang diharapkan berperan sebagai khalifah itu diberikan oleh Allah berbagai kecenderungan negatif yang ada pada dirinya seperti kecenderungan untuk sombong, mudah putus asa, lupa diri, dan sebagainya. Kecenderungan negatif tersebut merupakan suatu ujian. Kecenderungan negatif tersebut tidak dapat dihilangkan sama sekali, karena inilah yang menjadi salah satu ciri yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Tugas yang dapat dilakukan oleh manusia hanyalah mengurangi dan menetralisasinya, serta mengarahkan agar menjadi positif. Untuk dapat menetralisasi dan mengarahkan kecenderungan negatif menjadi positif memerlukan suatu perjuangan yang optimal. Perjuangan itu tidak akan berhasil jika tidak dibimbing. Alat pembimbingnya adalah wahyu Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut untuk memulai dari diri dan keluarganya. Setelah diri dan keluarganya tahu dan mau dengan ajaran Allah, barulah menyampaikannya kepada orang lain. Dalam merealisasikan peran yang hendak dilakukan oleh seorang khalifah, ada beberapa hal yang perlu ditempuh yaitu Memahami nilai Persoalannya adalah apakah yang dimaksud dengan nilai? Nilai merupakan suatu sifat atau tujuan dari kehidupan seseorang atau segolongan sedemikian rupa sehingga orang yang bersangkutan mempunyai hasrat agar sifat atau tujuan ini harus atau seharusnya berlaku Deliar Noer, 1983 22– 27. Dan nilai ini ada dua, pertama, nilai-nilai yang bersifat asasi atau absolut. Nilai ini tidak mengalami perubahan oleh zaman dan waktu, dan kedua, nilai-nilai yang bersifat instrumental, karena hanya berupa alat saja sehingga lebih cenderung untuk berubah. Jika ia diganti dengan alat yang lebih tepat dan baik, maka ia berubah dan berganti sama sekali. Misalnya nilai-nilai agama yang mutlak. Mengenal nilai yang diajarkan oleh Allah menjadi prasyarat menjadi khalifah. Tuntutan mempelajari ilmu wahyu Allah merupakan kewajiban yang paling pertama, sebelum kewajiban-kewajiban lainnya. Seperti diketahui bahwa wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk mempelajari isi yang diwahyukan kepadanya. Perhatikan kandungan surat Al-„Alaq 96 1-5. Ilmu Allah di sini dimaksudkan adalah ilmu al-Quran. Allah berfirman dalam Al-Kahfi 18 27 وَاتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖۗ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُوْنِهٖ مُلْتَحَدًا Artinya Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu dari kitab Tuhanmu, tidak ada yang mengubah kalimat-kalimat-Nya, dan engkau tiada memperoleh tempat mengadu selain-Nya. Dalam upaya memahami ilmu Allah, kerap kali dihadapkan dengan berbagai kendala, terutama kendala psikologis, seperti kurang adanya minat. Kendala lain terutama bangsa Indonesia yaitu kekurangmampuan memahami bahasa al-Quran. Dengan minat yang kuat dan upaya yang sungguh-sungguh, berbagai kendala yang dihadapi pasti akan teratasi. Nilai yang diungkap dalam al-Quran adalah nilai yang absolut. Pengembangan nilai Islam mengajak dengan sangat agar setiap orang yang mengaku dirinya muslim, menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain, sesuai dengan kadar kemampuan dan profesinya. Dikemukakan dalam sebuah hadis yaitu orang yang paling baik adalah yang belajar dan mengajarkan al-Quran. Perintah untuk mengembangkan nilai-nilai ilahiah ditegaskan oleh Nabi dalam sabdanya. Sampaikan informasi dari saya ini, walaupun hanya satu ayat. Mengenai ilmu yang hendaknya diajarkan atau didakwahkan oleh khalifatullah adalah ilmu Allah, yang diwahyukan yaitu al-Quran atau ilmu kauniah kealaman. Adapun strategi dalam mengembangkan nilai ilahiah sebagaimana tersebut di atas dimulai dari diri sendiri selanjutnya lingkungan kerabat dan masyarakat luas. Penekanan dalam dakwah bukan jumlah, melainkan kualitas. Membudayakan nilai-nilai Ilahiah Ilmu Allah yang telah diketahui itu bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain, akan tetapi yang utama dan pertama adalah untuk diri sendiri, keluarganya, kemudian teman dekat, dan baru orang lain masyarakat. Orang yang tidak mengamalkan ilmu yang dimilikinya, dikecam oleh Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ash-Shaff 61 3. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ Artinya Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Proses pembudayaan berjalan sebagaimana yang dialami oleh proses pembentukan kepribadian dan juga proses iman. Tahu, kemudian ingin melakukan sebagaimana yang diketahui. Tahu bermula dari perkenalan, mau bermula dari studi, dan melakukan bermula dari latihan. Wujud pembudayaan ilmu Allah ialah tercapainya pola hidup dan situasi kehidupan sebagaimana yang dicontohkan Nabi. Dengan demikian, sunnah rasul merupakan contoh perwujudan pembudayaan ilmu. Haikal dalam bukunya “Hayatu Muhammad” mengutip suatu hadis yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib bahwa nabi pernah menyatakan “Pengetahuan adalah modalku, akal sehat adalah basis beragamaku, iman sebagai fondasiku, keinginan luhur adalah puncak perjalananku, keyakinan adalah hartaku, cita-cita adalah teman sejawatku, ilmu adalah senjataku, sabar adalah perlindungan diriku, ketenangan hati adalah tubuhku, kesederhanaan adalah respek pribadiku, meninggalkan sifat santai adalah profesiku, sikap ramah adalah makananku, kebenaran adalah pamungkasku, berjuang adalah tabiatku, kejujuran adalah bekalku, ketenangan batin adalah pengabdianku, dan shalat adalah hiburanku” Memperhatikan beberapa prinsip seperti yang dikemukakan di atas, maka tergambarlah tugas sebagai khalifah di muka bumi. Apa yang dilakukan tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan tidak pula bertanggung jawab pada diri sendiri saja. Tetapi semua yang dilakukannya adalah untuk kebersamaan sesama umat manusia sebagai hamba Allah. Tentang hal tersebut yaitu pertanggungjawaban kepada Allah berkaitan dengan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Atas dasar pertanggungjawaban pada tiga lembaga tersebut, maka status dan peran yang akan dimainkan manusia dalam hidupnya, akan tetap memelihara kepercayaan yang diamanatkan kepadanya. Prinsip lain yang perlu ditanamkan dalam menjalankan status dan perannya sebagai khalifah ialah mencapai tujuan hidup seperti yang diungkapkan al-Quran dalam surat Adz-Dzaariyaat 51 58 اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ Artinya Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. Keberadaan manusia bukanlah secara kebetulan dan ia juga tampil di dunia bukan sebagai benda yang hidup lalu mati kembali ke benda lagi tanpa tanggung jawab seperti halnya pandangan penganut materialisme. Islam dalam rangka ini telah memberikan garis yang jelas tentang maksud penciptaan manusia; apa fungsinya dan apa pula tujuan hidupnya. Keterbatasan manusia memaksanya untuk berpikir tentang dirinya sendiri dalam berhadapan dengan suatu kekuatan yang supernatural yang tak terbatas, yang mengatur alam ini dengan segala isinya, termasuk manusia sendiri. Bahkan ia bukan saja menghadapkan diri kepada super power tersebut, tetapi juga menyerahkan diri dan mengaguminya. Dengan demikian hidup manusia selalu diliputi oleh nuansa religius yaitu patuh kepada kekuatan supernatural tersebut yang kita namai Tuhan. Kebutuhan dan kewajiban berhubungan dengan Tuhan itu diaplikasikan dalam kegiatan ibadah ritual. Manusia meskipun ia sama-sama makhluk, tetapi ia memiliki keunggulan dan keistimewaan dari makhluk lain. Keunggulan tersebut karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang terbaik dan sempurna ahsani taqwiem QS. At-Tiin 95 4, dengan bentuk tubuh yang elastis dan dinamis, juga diberinya akal, kewajiban dan tanggung jawab. Kecuali itu, manusia juga terdiri dari dua unsur pokok yaitu gumpalan tanah dan hembusan Ruh. Ia adalah kesatuan dari kedua unsur tersebut yang tidak dapat dipisahkan. Bila dipisah, maka ia bukan lagi manusia, sebagaimana halnya air, yang merupakan perpaduan antara oksigen dan hidrogen. Dalam kadar-kadar tertentu bila salah satu di antaranya terpisah, maka ia bukan air lagi. Manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersumber dari gumpalan tanah tersebut, haruslah menurut cara-cara manusia, bukan seperti hewan. Demikian pula dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan ruhaniah, bukan seperti malaikat. Sebab kalau tidak, ia akan menjadi binatang atau malaikat, yang keduanya akan membawa ia jatuh dari hakikat kemanusiaannya. Manusia kecuali diberi potensi positif ada juga potensi negatif berupa kelemahan-kelemahan sebagai manusia. Kelemahan pertama, potensi untuk terjerumus dalam godaan hawa nafsu dan setan, kedua, dinyatakan secara tegas oleh al-Quran bahwa banyak masalah yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia, khususnya menyangkut diri, masa depan, serta banyak hal menyangkut hakikat manusia, seperti berikut ini. وَعْدَ اللّٰهِ ۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ وَعْدَهٗ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَيَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ وَهُمْ عَنِ الْاٰخِرَةِ هُمْ غٰفِلُوْنَ Manusia hanyalah mengetahui fenomena kehidupan duniawi QS Ar- Ruum 30 6-7 Artinya Sebagai janji Allah, Allah tidak menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka mengetahui sesuatu yang tampak dari kehidupan dunia, sehingga mereka lalai tentang kehidupan akhirat. Masalah hakikat ruh QS Al-Israa‟ 17 85 وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا Artinya Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, “Ruh itu adalah urusan Tuhanku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit”. Suatu jiwa tidak mengetahui di daerah mana ia mati, kapan kematian tiba dan di mana tempatnya QS. Luqman 31 34 اَلَمْ تَرَ اَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِنِعْمَتِ اللّٰهِ لِيُرِيَكُمْ مِّنْ اٰيٰتِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ Artinya Sesungguhnya Allah disisi-Nya ilmu tentang kiamat, dan Dia menurunkan hujan dan mengetahui apa-apa dalam rahim. Dan tiada seorang mengetahui apa yang akan dikerjakan besok dan tiada seorang mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. Ayah ibumu atau anak-anakmu tidak engkau ketahui mana yang lebih banyak memberi manfaat untukmu, QS. An-Nisaa‟ 419 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا Artinya Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai perempuan-perempuan dengan paksa, dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya kecuali kepada mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan pergaulilah mereka istri-istrimu secara baik. Maka jika kamu membenci mereka maka bersabarlah barangkali kamu karena membenci sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. Baik dan Buruk Kemungkinan engkau menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagimu. QS Al-Baqarah 2 216 كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ Artinya Diwajibkan kepada kamu berperang walaupun itu sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Sebagai penyempurnaan nikmat Tuhan kepada makhluknya, dianugerahkanlah kepada manusia petunjuk-petunjuk yang disesuaikan dengan hakikat itu, serta disesuaikan pula dengan fungsinya selaku khalifah di dunia ini. Petunjuk tersebut pada pokoknya terbagi dua bagian 1 petunjuk yang bersifat permanen dan terperinci yang tidak membutuhkan campur tangan pemikiran manusia untuk pengaturannya dan tidak mengalami perubahan dalam kondisi dan situasi apa pun; dan 2 petunjuk yang bersifat global atau umum dan dalam hal ini manusia diberi wewenang untuk memikirkannya sesuai dengan kondisi masyarakat dan sesuai pula dengan jiwa dari petunjuk yang bersifat umum tersebut. MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH Khalifah berarti pengganti, penguasa, pengelola atau pemakmur. Selaku khalifah, manusia tidak boleh mengabaikan keserasian hidupnya berdampingan dengan alam semesta sebagai ekosistem. Manusia memang tidak dapat hidup sendirian, ia memerlukan bekal hidup yang disumbangkan oleh makhluk lain karena memang eksistensi segala makhluk pada hakikatnya diciptakan untuk kepentingan hidup manusia, demikian al-Quran menyatakan dalam QS. Al-Jaatsiyah 4513. وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ Artinya Dan Dia memudahkan pula untuk kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya sebagai rahmat daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. Kekhalifahan mempunyai tiga unsur yang saling berkaitan. Arti kekhalifahan dalam pandangan al-Quran adalah sebagai berikut. Manusia yang dalam hal ini dinamai raya, yang ditunjuk oleh-Nya sebagai ardl. QS. Al-Baqarah 2 30 وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ Artinya Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “ Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Hubungan antara manusia dengan alam dan segala isinya, termasuk dengan manusia. Hubungan ini walaupun tidak disebutkan secara tersurat dalam ayat di atas, tersirat karena penunjukan sebagai khalifah tidak akan ada artinya jika tidak disertai dengan penugasan. Itulah unsur yang saling berkaitan sedangkan unsur keempat yang berada di luar adalah yang digambarkan oleh ayat tersebut dengan kata “inna ja’alnaka”, atau “inna ja’alnaka khaliifah”, Kami yang memberi penugasan, yakni Allah SWT. Dialah yang memberi penugasan itu dan dengan demikian yang ditugasi harus memperhatikan kehendak yang memberi tugas. Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan, atau antara tuan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah SWT. Karena, kalau pun manusia mampu mengelola atau menguasai alam, namun hal tersebut bukan akibat kekuatan yang dimilikinya, tetapi akibat Tuhan menundukkannya untuk manusia. QS. Ibrahim 14 32 – 34 اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚوَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِى الْبَحْرِ بِاَمْرِهٖ ۚوَسَخَّرَ لَكُمُ الْاَنْهٰرَوَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَاۤىِٕبَيْنِۚ وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚوَاٰتٰىكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُۗ وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ ࣖ Artinya Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air itu buah-buahan sebagai rezeki bagi kamu, dan Dia menundukkan bahtera bagi kamu supaya berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan bagimu sungai-sungai. 32 Dan Dia telah menundukkan bagi kamu matahari dan bulan yang terus menerus beredar, dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. 33 Dan Dia telah memberikan kepada kamu segala apa yang kamu mohon kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sungguh zalim lagi ingkar 34. Dengan demikian, kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam sesuai dengan petunjuk-petunjuk Ilahi yang tertera dalam wahyu-wahyu-Nya. Semua itu harus ditemukan kandungannya oleh manusia sambil memperhatikan perkembangan dan situasi lingkungannya. Semakin kokoh hubungan manusia dengan alam raya dan semakin dalam pengenalan terhadapnya, akan semakin banyak yang dapat diperolehnya melalui alam ini. Namun, bila hubungan itu tidak harmonis maka hasil yang dicapai hanyalah penderitaan dan penindasan manusia atas manusia. Inilah antara lain kandungan pesan Tuhan yang diletakkan dalam rangkaian wahyu pertama. Sebaliknya, semakin baik interaksi manusia dengan manusia, Tuhan, dan alam, pasti akan semakin banyak yang dapat dimanfaatkan dari alam raya ini. Karena, ketika itu mereka semua akan saling membantu serta bekerja sama dan Tuhan di atas mereka akan merestui. Hal ini terungkap antara lain melalui surat Al-Jin 72 16 وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًاۙ Artinya Sekiranya mereka berketetapan hati pada jalan itu Islam, niscaya Kami memberi minum mereka dengan air yang segar. Keharmonisan hubungan melahirkan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Demikian kandungan ayat di atas. Perkembangan inilah yang merupakan arah yang dituju oleh masyarakat religius yang islami sebagaimana digambarkan oleh al-Quran pada akhir surat Al-Fath 48 29. Keharmonisan tidak mungkin tercipta kecuali jika dilandasi oleh rasa aman. Karena itu pula, setiap aktivitas istikhlaf pembangunan baru dapat dinilai sesuai dengan etika agama apabila rasa aman dan sejahtera menghiasi setiap anggota masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan yang dihiasi oleh etika agama adalah yang mengantar manusia menjadi lebih bebas dari penderitaan dan rasa takut. Kalau hal ini dikaitkan dengan kisah kejadian manusia, maka dapat pula dikatakan bahwa keberhasilan pembangunan dalam pandangan agama adalah pada saat manusia berhasil mewujudkan bayang-bayang surga di persada bumi ini. Adam dan Hawa sebelum diperintahkan turun ke bumi, hidup dalam ketenteraman dan kesejahteraan. Tersedia bagi mereka sandang, pangan, dan papan; dan ketika itu mereka diperingatkan agar jangan sampai terusir dari surga karena akibatnya mereka akan menjadi susah. Perhatikan informasi kitab suci ini tentang proses keterpurukan Adam dan Hawa dari Surga. QS. Thaha 20 117-119 فَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اِنَّ هٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقٰىاِنَّ لَكَ اَلَّا تَجُوْعَ فِيْهَا وَلَا تَعْرٰى ۙوَاَنَّكَ لَا تَظْمَؤُا فِيْهَا وَلَا تَضْحٰى Artinya Lalu kami berkata “Hai Adam, sesungguhnya ini Iblis adalah musuhmu dan musuh istrimu, maka janganlah dia mengeluarkan kamu berdua dari surga, maka engkau akan celaka” 117. Sesungguhnya engkau tidak lapar padanya dan tidak pula telanjang 118, dan sesungguhnya engkau tidak haus dan tidak kepanasan padanya” 119. Mereka juga diharapkan agar mengikuti petunjuk Ilahi, karena dengan demikian mereka tidak akan merasa takut atau merasa sedih. Di lain ayat, dijelaskan bahwa sebelum manusia diciptakan, Tuhan telah menyampaikan rencana penciptaan ini kepada malaikat, yaitu agar makhluk ini menjadi khalifah kuasa atau wakil Tuhan di bumi QS. Al-Baqarah 2 30. Dari sini jelas pula bahwa hakikat wujud manusia dalam kehidupan ini adalah melaksanakan tugas kekhalifahan, membangun dan mengolah dunia ini sesuai dengan kehendak Ilahi, sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah, dengan tujuan untuk mencapai ridla-Nya. QS. Adz-Dzaariyaat 51 56 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ Artinya Dan Aku ciptakan jin dan manusia, mereka mengabdi kepada-Ku. QS. Al-An‟aam 6162 قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ Artinya Katakanlah “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” Untuk menyukseskan tugas-tugas selaku khalifah Tuhan di dunia ini, Allah SWT melengkapi manusia dengan potensi-potensi tertentu, antara lain Kemauan untuk mengetahui sifat-sifat, fungsi dan kegunaan berbagai macam benda. Hal ini tergambar dalam firman Tuhan dalam surat Ar- Ruum 30 6-7 وَعْدَ اللّٰهِ ۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ وَعْدَهٗ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَيَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ وَهُمْ عَنِ الْاٰخِرَةِ هُمْ غٰفِلُوْنَ Artinya Sebagai janji Allah, Allah tidak menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui 6. Mereka hanya mengetahui sesuatu yang tampak dari kehidupan dunia akhirat 7. Ditundukkan bumi, langit dan segala isinya, bintang-bintang, planet- planet dan sebagainya kepada manusia QS. Al-Jaatsiyah 45 12-13 ۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيْهِ بِاَمْرِهٖ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَۚوَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ Artinya Allah yang menundukkan laut untuk kamu, bahtera berlayar padanya dengan izin-Nya dan agar kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur 12. Dan Dia memudahkan pula untuk kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya sebagai rahmat daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir 13. Hanya yang perlu digarisbawahi di sini bahwa, penaklukan tersebut dilakukan oleh Tuhan sendiri, bukan oleh manusia. Dengan demikian, kedudukan manusia dengan benda-benda tersebut dari penundukan dan kehambaan kepada Tuhan adalah sama dan setingkat. Potensi ketiga dan keempat yang dianugerahkan kepada makhluk ini adalah akal pikiran serta pancaindra QS 67 23, dan kekuatan positif untuk mengubah corak kehidupan dunia ini QS 13 11. QS. Al-Mulk 67 23 قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ Artinya Katakanlah,”Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati, sedikitlah kamu yang bersyukur”. QS. Ar-Ra‟d 13 11 لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ Artinya Bagi manusia ada malaikat yang mengikutinya bergantian di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya. Potensi-potensi inilah yang mempunyai peran penting dalam pelaksanaan tugas kekhalifahan manusia di alam ini. Di samping potensi- potensi yang bersifat positif tersebut, masih ada lagi potensi manusia yang bersifat negatif, dan yang merupakan kelemahan makhluk ini. Demikian pula dinyatakan secara tegas oleh al-Quran bahwa banyak masalah yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia, khususnya Kebanyakan manusia tidak mengetahui, yang mereka ketahui hanyalah fenomena kehidupan duniawi. QS. Ar-Ruum 30 6-7 وَعْدَ اللّٰهِ ۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ وَعْدَهٗ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَيَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ وَهُمْ عَنِ الْاٰخِرَةِ هُمْ غٰفِلُوْنَ Artinya Sebagai janji Allah, Allah tidak menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui 6. Mereka hanya mengetahui sesuatu yang tampak dari kehidupan dunia akhirat 7. Mereka bertanya tentang ruh, katakanlah bahwa ruh adalah urusan Tuhanku, dan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit. QS. Al-Israa‟ 17 85 وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا Artinya Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, “Ruh itu adalah urusan Tuhanku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit”. Manusia jiwa tidak mengetahui di mana ia meninggal. QS. Luqman 31 34 اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ Artinya Sesungguhnya Allah di sisi-Nya ilmu tentang kiamat, dan mengetahui apa-apa dalam rahim. Dan tiada seorang mengetahui apa yang akan dikerjakan besok dan tiada seorang mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. Ayah ibumu atau anak-anakmu tidak engkau ketahui mana yang lebih banyak memberi manfaat untukmu. QS An-Nisaa‟ 4 19 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا Artinya Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai perempuan-perempuan dengan paksa, dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya kecuali jika mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan pergaulilah mereka istri-istrimu secara baik. Maka jika kamu membenci mereka maka bersabarlah, barangkali kamu karena membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. Kemungkinan engkau menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagimu. QS. Al-Baqarah 2 216 كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ Artinya Diwajibkan kepada kamu berperang walaupun itu suatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Referensi Nurdin, 2016. Pendidikan Agama Selatan Penerbit Universitas Terbuka. Hal Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam Manusia Dalam Pandangan Islam
Sesungguhnyamanusia itu Amat zalim dan Amat bodoh". (QS. Al Ahzab:72)6 Dalam hal tersebut tarbiyah Islamiyah mengantarkan manusia pada perilakun dan perbuatan manusia yang berpedoman pada syariat Allah SWT . Manusia dikatakan sebagai subyek pendidikan karena dialah sebagai pelaku yang bertindak dan melaksanakan proses pendidikan.
Assalamualaikum halooo apa kabar kalian semua? Semoga tetap dalam keadaan yang sehat dan dalam lindungan Allah SWT yaa… Kesempatan kali ini saya akan membahas dan memberikan jawaban tentang persoalan “Jelaskan Secara Ringkas Status dan Peran Manusia Berdasarkan Tinjauan Sosiologis dan Psikologis!”. Disini akan saya berikan beberapa opsi jawaban, silahkan gunakan sebagai referensi dalam menjawab persoalan yang mirip. Jawaban disini murni pendapat pribadi dari beberapa orang. Bagi kalian yang membutuhkan langsung saja simak jawabannya dibawah ini ya 😄 SoalJawaban PertamaJawaban KeduaJawaban KetigaAkhir KataStatus Dan Peran Manusia Berdasarkan Tinjauan Sosiologis Dan Psikologis Soal Manusia diciptakan dengan berbagai potensi yang dianugerahkan Sang Pencipta sebagai makhluk yang unggul. Manusia memiliki banyak condition dan peran yang diampunya ketika hidup di dunia. Jelaskan secara ringkas condition dan peran manusia berdasarkan tinjauan sosiologis dan psikologis. Jawaban Pertama Manusia memiliki peran berdasarkan tinjauan sosiologis dan psikologis, peran tersebut meliputi ane Struktur Individu adalah semua ciri dan sifat kepribadian yang tetap. Sifatnya tergantung pada struktur anatomis indvidu yang dipengaruhi oleh keturunan seperti percaya diri, cerdas, dsb. 2 Keadaan Sementara Temporer adalah kondisi yang dialami setiap individu di waktu tertentu. Seperti dorongan minuman pada orang haus, akan berbeda dibandingkan dengan orang yang tidak haus. 3 Aktivitas Yang Sedang Berlangsung adalah aktivitas individu dengan keadaan untuk mencapai sasaran. Dorongan yang mengganggu akan membuat individu melawan, tetapi apabila dorongannya sejalan maka akan terjadilah reaksi kompromi. 4 Respons atau Reaksi. Terbentuknya respon atau reaksi tergantung kepada dorongan. Apabila dorongannya kuat, maka akan cepat menghasilkan reaksi, namun sebaliknya apabila dorongannya lemah maka akan menghasilkan reaksi yang lemah pula. Jawaban Kedua Struktur individu, yaitu segala ciri dan sifat kepribadian yang tetap. Sifat tersebut bergantung pada struktur anatomis individu yang dipengaruhi oleh keturunan seperti pemarah, cerdas dan lain-lain. Temporer keadaan sementara, yaitu suatu kondisi yang dialami oleh setiap individu pada waktu tertentu. Stimulus makanan pada orang lapar, akan lain dibandingkan dengan orang yang masih kenyang. Aktivitas yang sedang berlangsung, yaitu aktivitas individu yang sedang dalam keadaan mencapai tujuan. Stimulus yang mengganggu aktivitas yang sedang berlangsung membuat individu akan melawan atau paling tidak akan acuh. Akan tetapi jikalau stimulusnya sejalan dengan aktivitas yang sedang berjalan, maka akan terjadi reaksi kompromi. Respon atau reaksi. Terjadinya respon atau reaksi akan bergantung pada stimulus itu sendiri,. Jika stimulusnya kuat, akan cepat memberi reaksi. Tetapi jika stimulusnya lemah, akan lemah pula reaksinya. Jawaban Ketiga Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang perilaku sosial manusia dan pola interaksi dan pengaruh timbal balik antara individu dan kelompok dalam struktur sosial, serta perubahan sosial. Berdasarkan tinjauan sosiologis, status dan peran manusia yakni manusia sebagai seorang individu selain merupakan hasil bentukan dari dirinya sendiri adalah juga merupakan hasil bentukan dari lingkungan dan masyarakat tempatnya berada. Terbentuknya sikap terbuka individu tidak hanya mempengaruhi sikap dan juga perilakunya individunya sendiri tetapi juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku oran lain. Selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan manusia lainnya. Psikologi merupakan sutu imu yang mengkaji aspek-aspek kejiwaan seperti aspek mental, emosional, dan karakteristik perilaku individu ataupun kelompok. Berdasarkan tinjauan psikologis, status dan peran manusia dapat yakni mengacu pada perilaku manusia merupakan perwujudan dari dorongan dalam diri manusia. Perilaku manusia yang muncul baik untuk individunya sendiri maupun terhadap kelompok merupakan cerminan kebutuhan manusia itu sendiri. Jadi kesimpulannya, status dan peran manusia tidak dapat dilepaskan hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri, dimana bentukan kepribadian, mental dan perilaku tidak hanya terbentuk dengan sendirinya tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan dan masyarakat sekitar. Akhir Kata Demikianlah jawaban mengenai persoalan “Jelaskan Secara Ringkas Status dan Peran Manusia Berdasarkan Tinjauan Sosiologis dan Psikologis!”, semoga jawaban ini bermanfaat dan membantu untuk yang membutuhkannya. Terimakasih telah berkunjung di
RvMwl.